<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d20516250\x26blogName\x3dHASTO+ANGGORO\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://hastoanggoro.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://hastoanggoro.blogspot.com/\x26vt\x3d813154366030461087', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Jenuh

October 17, 2008

Pada pagi yang cerah di bulan Agustus tahun lalu di Jakarta. Saya gembira bukan buatan terjebak macet. Apapun yang menunda saya sampai ke kantor menjadi hal yang sangat menyenangkan. Bahkan terjebak sampai siangpun saya rela.

Suasana pagi yang sama, lima tahun yang lalu di Jogja. Saya tidak sabar menunggu kuliah matematika teknik selesai. Riuh hati ingin segera pulang dan menyelesaikan proyek pribadi : bab 4 buku panduan Photoshop 7.

Setelah empat tahun belajar grafis otodidak, kaki saya akhirnya mendarat di kantor impian. Kenyataan ternyata bergerak lebih cepat dari angan-angan saya. Hari pertama di kantor impian saya datang setengah jam lebih awal. Semangat sekali pokoknya. Bulan-bulan berikutnya saya lalui dengan bekerja 80 jam seminggu 5 hari kerja. Dengan tingkat semangat yang sama. Sampai hari itu datang. Siang hari setelah makan siang, saya melirik sekilas ke rekan-rekan kantor. Semua tampak tenggelam dalam pekerjaan masing-masing. Larut dalam keasyikan mendesain.

Tiba-tiba saja terlintas di benak. AH! Saya tidak ingin berada di tempat ini. Saya mau di manapun kecuali mengerjakan pekerjaan ini. Saya mendapati kenyataan mengerikan :

Saya telah mencapai titik jenuh.

Dulu, mendesain saya posisikan sebagai hobi. Pengisi waktu luang. Sampai setelah lulus kuliah, hobi itu berubah menjadi profesi. Mungkin disitulah letak kesalahan saya. Saat ini, posisi saya adalah sebagai freelance graphic designer. Sehingga mendesain kembali menjadi hobi.

Hobi? Nah. Itu dia. Jangan pernah posisikan hobi Anda menjadi profesi. Berpikirlah sebaliknya. Anda harus bersyukur mempunyai hobi yang menghasilkan. Ingat2lah dulu waktu Anda penuh semangat belajar CorelDraw, Flash, PHP, atau apapun.

Untuk saya sendiri, dengan menjadi freelancer, saya bisa mengatur waktu sendiri sesuai kebiasaan. Mengatur proses bekerja. Membuat lingkungan bekerja saya menjadi senyaman mungkin. Saya juga bersyukur berkenalan dengan teman2 baru yang masih punya pure passion akan desain. Dan menularkan itu ke saya :).

*buat 2 teman yang mengeluh jenuh di hari yang sama lewat Y!M*

(Kalau kau ingin berhenti, ingat 'tuk mulai lagi ... Letto)

  1. Anonymous Anonymous said:

    mas hasto saya merasa mas udah terlalu beruntung...manusia tdk ada puasnya..jenuh hanyalah pelarian...

    saya merasa diri saya jobless...teman,alam,sekitar..find n feel it...

    PS: jangan terlalu banyak bermimipi... ;)

leave a comment