<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/20516250?origin\x3dhttp://hastoanggoro.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Creme de la creme

February 19, 2007

Di satu sore, saya mengunjungi sebuah cafe eksklusif di bilangan Jakarta Pusat. Belum lama saya menikmati teh rasa mangga (mango tea istilah kerennya), meja di depan saya didatangi 3 cewek, semuanya relatif cantik. Mereka mungkin 4-5 tahun di bawah saya, masih awal-awal kuliah. Dari penampilannya, bisa dikatakan termasuk kalangan atas. Datang dengan memakai baju yang mungkin hanya akan dikenakan orang biasa saat ke pesta, make up tipis berkelas, wangi yang jelas bukan hasil semprot parfum isi ulang, high heels dan membawa tas jinjing yang harganya mungkin melebihi gaji saya sebulan.

Sesaat setelah duduk, ketiganya langsung menyalakan rokok masing-masing. Memanggil waiter dengan penuh percaya diri. Memesan minum dan makanan. Lalu mengobrol sambil diselingi tawa berderai, selama hampir dua jam (loh berarti saya lebih lama dong ... hehehe). Begitulah, menanggapi topik obrolan kurang penting saja (bagi saya lho) reaksi mereka bisa di luar dugaan. Penuh antusiasme dan keceriaan berlebih. Pada saat akan membayar, mereka berebut, adu cepat mengeluarkan kartu kredit, seakan-akan ditraktir teman sendiri adalah hal yang memalukan.

Satu hal yang terlintas di benak ketika mengamati mereka : "Apabila memang di kemudian hari saya mampu mewujudkan mimpi, relakah saya bila anak-anak saya nanti menjadi seperti mereka?"

(Halah siapa sih saya ini, kok berani-beraninya menilai orang lain.)

leave a comment